
Gambler man hands pushing large stack of colored poker chips across gaming table for betting
Perjudian merupakan aktivitas yang telah lama menjadi perhatian banyak negara karena dampak negatifnya terhadap masyarakat, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak dan remaja. Dalam era digital saat ini, akses terhadap konten perjudian semakin mudah, termasuk dalam bentuk terselubung seperti game online dengan fitur loot box atau gacha. Oleh karena itu, peran undang-undang dalam mengatur perjudian dan memberikan perlindungan khusus bagi anak-anak menjadi sangat penting, Undang-undang perjudian dan perlindungan anak.
Definisi dan Regulasi Perjudian
Secara umum, perjudian didefinisikan sebagai aktivitas mempertaruhkan uang atau barang berharga pada suatu peristiwa yang hasilnya bergantung pada keberuntungan atau unsur kebetulan, dengan tujuan memperoleh keuntungan. Aktivitas ini mencakup taruhan olahraga, kasino, permainan kartu, mesin slot, hingga judi online.
Banyak negara memiliki undang-undang yang secara eksplisit melarang atau membatasi kegiatan perjudian. Di Indonesia, misalnya, perjudian dilarang berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 303 dan Pasal 303 bis, yang menyatakan bahwa pelaku perjudian dapat dikenakan pidana penjara dan denda. Larangan ini diperkuat oleh ketentuan dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), yang juga mencakup aktivitas perjudian online.
Perlindungan Khusus untuk Anak
Anak-anak merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap pengaruh negatif perjudian, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, berbagai regulasi di tingkat nasional maupun internasional menekankan pentingnya perlindungan anak dari paparan perjudian.
Dalam Konvensi Hak Anak yang diratifikasi oleh banyak negara, termasuk Indonesia, disebutkan bahwa anak berhak mendapatkan perlindungan dari semua bentuk eksploitasi ekonomi dan aktivitas yang dapat membahayakan kesejahteraan fisik, mental, spiritual, dan sosialnya. Ini termasuk perlindungan dari paparan perjudian.
Upaya Hukum untuk Melindungi Anak
Berikut adalah beberapa bentuk perlindungan hukum terhadap anak dari perjudian:
-
Larangan Akses Judi oleh Anak
Undang-undang di berbagai negara secara tegas melarang anak-anak di bawah usia tertentu untuk mengakses tempat perjudian atau situs judi online. Umumnya, batas usia minimum adalah 18 tahun. Pengelola tempat perjudian maupun penyedia platform online diwajibkan untuk menerapkan sistem verifikasi usia secara ketat. -
Pemblokiran Situs Judi Online
Pemerintah melalui kementerian atau lembaga terkait, seperti Kominfo di Indonesia, melakukan pemblokiran terhadap situs-situs yang menyediakan layanan perjudian secara ilegal. Langkah ini ditujukan untuk meminimalisir akses anak-anak terhadap konten tersebut. -
Pengawasan terhadap Game dengan Unsur Judi
Beberapa negara telah mulai mengatur game yang mengandung unsur perjudian terselubung, seperti sistem loot box atau gacha. Game-game ini dinilai memicu kebiasaan berjudi karena mengandalkan elemen keberuntungan dan dapat menggunakan uang nyata. Negara-negara seperti Belgia dan Belanda bahkan telah melarang sistem loot box yang dianggap sebagai bentuk perjudian terselubung. -
Edukasi dan Kampanye Kesadaran
Undang-undang tidak hanya fokus pada penindakan, tetapi juga mendorong edukasi kepada anak-anak dan orang tua tentang bahaya perjudian. Program edukasi ini biasanya dijalankan oleh dinas pendidikan atau lembaga perlindungan anak.
Tantangan dalam Implementasi
Meski regulasi sudah ada, tantangan tetap muncul, terutama dalam hal pengawasan di dunia digital. Anak-anak semakin mahir menggunakan teknologi dan sering kali dapat mengakali sistem verifikasi usia. Selain itu, konten judi seringkali menyusup dalam bentuk yang tidak mencolok, seperti mini game dalam aplikasi atau iklan terselubung.
Kesimpulan
Perjudian adalah aktivitas yang memiliki dampak besar terhadap anak-anak jika tidak diawasi secara ketat. Oleh karena itu, undang-undang tentang perjudian harus disertai dengan ketentuan perlindungan anak yang jelas dan tegas. Selain regulasi, peran keluarga, sekolah, dan masyarakat juga sangat penting dalam mencegah anak-anak terpapar atau bahkan terlibat dalam perjudian. Edukasi yang tepat, pengawasan teknologi, dan kolaborasi antar lembaga menjadi kunci utama untuk memastikan anak-anak tumbuh di lingkungan yang sehat dan bebas dari pengaruh perjudian.